Apoteker berperan sangat penting dalam memberikan informasi yang tepat kepada pasien mengenai cara penggunaan obat yang benar serta dampak risiko yang mungkin bisa ditimbulkan akibat pemakaian obat-obatan secara bebas terutama pada anak remaja.
Hasil penelitian yang akan dipresentasikan dalam kongres tahunan International Pharmaceutical Federation (FIP), Selasa besok (5/9), menunjukkan bahwa sebagian besar para remaja sudah secara teratur mengambil beberapa obat tertentu tanpa mendapatkan informasi cukup mengenai risiko yang mungkin bisa ditimbulkan.
Dr. Priya Bahri, selaku pemimin pharmacovigilance, di European Medicines Agency, London, menuturkan bahwa 35% anak laki-laki dan 45% anak perempuan di Eropa dan Amerika Serikat secara rutin mengambil obat penghilang rasa sakit untuk sakit kepala setiap bulannya. Bahkan, mereka juga mengambil berbagai obat-obatan lain untuk berbagai penyakit seperti sakit perut, gangguan tidur, kegelisahan, asma, penyakit menular dan untuk mencegah kehamilan (kontrasepsi).
"Kebanyakan remaja mengambil obat sudah tepat, tetapi bukti menunjukkan adanya penggunaan yang disengaja atau disalahgunaan," katanya.
Bahri mengatakan, kebanyakan para remaja yang telah hidup mandiri (tidak tinggal dengan orangtua) sering membuat keputusan sendiri tanpa melakukan konsultasi terlebih dahulu kepada dokter terkait. Bahri mengaku sedang menyelidiki bagaimana cara mengkomunikasikan informasi yang tepat tentang penggunaan obat kepada para remaja. Salah satu diantaranya adalah dengan melibatkan peran serta apoteker dalam memperbaiki cara mereka berbicara dengan anak muda dalam mengkomunikasikan risiko dan manfaat obat-obatan.
"Penelitian telah menemukan bahwa meskipun apoteker tahu tentang pentingnya komunikasi dengan remaja terkait penggunaan obat-obatan, tetapi mereka cenderung tidak melakukannya. Komunikasi tampaknya masih menjadi suatu kendala,"kata Bahri.
Ia menambahkan, jika komunikasi secara verbal dirasa sulit, apoteker bisa mempertimbangkan penggunaan teks, media sosial atau bentuk komunikasi berbasis web dengan sasaran kelompok remaja. Singkatnya, seorang apoteker seharusnya tidak hanya meracik obat tapi juga memberi edukasi mengenai penggunaan obat yang tepat.
Sumber : health.kompas.com
0 comments:
Post a Comment